Friday 25 December 2015

Perbedaan GSM GPRS EDGE 3G HSDPA HSPA+ 4G

Perbedaan-GSM-GPRS-EDGE-3G-HSDPA-HSPA+-4GPada zaman yang penuh teknologi ini, mayoritas manusia menjadikan internet sebagai salah satu kebutuhan utama. Mulai dari mengakses berita online, komunikasi dengan teman, kebutuhan kantor, dan lain sebagainya. Akses internet yang semakin cepat akan membuat pengguna gadget semakin puas.

Pada gadget yang digunakan untuk mengakses internet, terdapat simbol GSM, GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, HSPA+, atau 4G. Simbol-simbol tersebut merupakan bandwith koneksi dalam mengakses internet yang digunakan oleh operator telekomunikasi. Setiap simbol mempunyai perbedaan masing-masing. Berikut perbedaan GSM, GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, HSPA+, dan 4G.

1. 2G / GSM (Global System for Mobile Communications)
- Hanya bisa melakukan panggilan suara dan SMS dengan kecepatan 9,6 Kbps (kilo bit per second)
- Tersebar hampir di seluruh negara
- Memungkinkan kemampuan roaming internasional

2. 2.5G / GPRS (General Packet Radio Service)
- Pengembangan dari 2G yang mampu mencapai kecepatan hingga 114 Kbps
- Layanan komunikasi nirkabel yang berbentuk paket
- Mampu melayani akses internet, email, MMS (Multimedia Messaging Service)
- Saat melakukan panggilan suara, tidak bisa tersambung dengan internet

3. 2.75G / EDGE (Enhanced Data GSM Evolution)
- Teknologi evolusi dari GSM dan IS-136 dengan kecepatan download mencapai 384 Kbps

4. 3G (Third-Generation Technology) atau W-CDMA/UMTS
- Kecepatan akses hingga 3,1 Mbps (mega bit per second)
- Pada CDMA, 3G sebanding dengan EVDO (Evolution Data Optimized)
- Mampu melakukan video streaming (video call dan video conference)

5. 3.5G / HSDPA (High-Speed Downlink-Packet Access)
- Pengembangan dari 3G yang mampu download dengan kecepatan hingga 14 Mbps
- Selain layanan mobile video, mobile TV, dan vido content, HSDPA juga mampu menampilkan gambar yang lebih tajam

6. 3.75G / HSPA+ (High Speed Packet Access+)
- Teknologi evolusi dari HSDPA dan HSUPA dengan kecepatan download mencapai 42 Mbps

7. 4G LTE (Long Term Evolution)
- Kecepatan download hingga 299.6 Mbps
- Mampu melayani streaming video HD
- Di Indonesia, saat ini teknologi 4G masih tahap pengembangan
- Operator pertama di Indonesia yang menggunakan 4G adalah Sitra WiMAX

Sunday 20 December 2015

Telinga Terasa Sakit Saat Naik Pesawat

Telinga-Terasa-Sakit-Saat-Naik-Pesawat
Sebagian besar penumpang akan merasakan sakit pada telinga saat bepergian meggunakan pesawat. Rasa sakit ini sering terasa saat pesawat sedang lepas landas dan sedang mendarat. Namun, hal ini bersifat normal karena pada saat lepas landas maupun saat mendarat, telinga manusia mengalami perbedaan tekanan udara yang sangat cepat yaitu ketika penumpang pesawat berpindah ketinggian secara cepat.

Dalam istilah kedokteran, rasa sakit yang dialami penumpang pesawat seperti ini disebut sebagai Barotrauma. Dalam bahasa latin, Baro artinya tekanan, sedangkan Trauma artinya kondisi luka. Jadi, Barotrauma merupakan cedera telinga akibat perbedaan tekanan udara.

Dalam telinga terdapat Saluran Eustachius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan tenggorokan bagian atas dan rongga hidung. Ketika penumpang pesawat melewati perbedaan tekanan udara secara cepat, maka udara akan menekan ke dalam telinga. Adanya Saluran Eustachius menyebabkan tekanan udara bisa disebar secara merata ke tenggorokan dan hidung. Ketika Saluran Eustachius buntu karena lendir atau suatu penyakit, maka tekanan udara yang masuk ke telinga tidak bisa tersalurkan dan akan menekan gendang telinga. Akibatnya, telinga terasa sakit dan agak tuli. Namun, gejala ini akan hilang saat pesawat sudah mendarat karena tekanan udara dalam telinga akan kembali normal dan sistem tubuh akan menyesuaikan kembali.

Beberapa cara untuk mengatasi sakit telinga saat naik pesawat, antara lain :
1. Mengunyah permen karet
Gerakan mengunyah dapat membuat Saluran Eustachius tetap terbuka dan tekanan udara dapat tersebar ke tenggorokan dan hidung, sehingga rasa sakit bisa dihindari.

2. Menguap
Meskipun tidak mengantuk, menguap dapat dilakukan untuk membantu Saluran Eustachius tetap terbuka dan tekanan udara dapat tersebar ke tenggorokan dan hidung, sehingga telinga tidak terasa sakit.

3. Menelan ludah
Menelan ludah dapat mengurangi rasa sakit pada telinga.

4. Minum air putih
Cara ini biasanya dilakukan untuk anak-anak, karena minum air putih atau susu dapat mengurangi gejala penyumbatan pada Saluran Eustachius.

5. Menutup hidung
Menutup hidung dapat dilakukan dengan salah satu tangan, kemudian menarik nafas secara perlahan dan menghembuskannya melalui mulut yang tertutup, sehingga udara mendesak Saluran Eustachius agar tetap terbuka.

6. Valsalva Maneuver
Hampir sama dengan menutup hidung, yaitu menekan hidung dengan salah satu tangan, kemudian menarik nafas melalui mulut dan mengeluarkannya melalui hidung yang masih tertutup.

7. Menggunakan ear plug (penyumbat telinga) khusus
Ear plug khusus ini terbuat dari karet silikon berukuran kecil yang mempunyai filter untuk mengatasi perubahan tekanan udara saat naik pesawat. Ear plug dapat dibeli di apotek maupun toko-toko di bandara.

8. Obat Dekongestan
Minum obat dekongestan oral menjadi pilihan terakhir bagi penumpang yang sering mengalami masalah pada telinga karena perbedaan tekanan udara saat naik pesawat. Pastikan memilih obat dekongestan yang mengandung pseudoefedrin atau bisa juga dengan obat dekongestan berbentuk spray untuk hidung.