Saturday, 7 August 2010

Serangan Jantung dan Jantung Berhenti

Serangan-Jantung-dan-Jantung-Berhenti
Sebagian besar orang menganggap serangan jantung dan jantung berhenti adalah sama. Tetapi, kedua hal tersebut ternyata berbeda. Serangan jantung (heart attack) dan jantung berhenti (cardiac arrest) mempunyai perbedaan, antara lain:

Serangan jantung (heart attack)
Serangan jantung atau disebut juga dengan myocardial infraction, terjadi apabila arteri koroner (salah satu arteri yang berfungsi memasok darah ke otot jantung) tiba-tiba tersumbat. Penyumbatan yang secara tiba-tiba ini dapat mengganggu sebagian otot jantung yang berfungsi untuk penyuplai darah. Saat otot jantung menjadi terhambat, maka akan menyebabkan otot menjadi mati. Jadi serangan jantung adalah kematian dari bagian otot jantung. Biasanya, penyumbatan yang secara tiba-tiba ini disebabkan oleh pecahnya plak di arteri. Sehingga menyebabkan serangan jantung dan angina yang tidak stabil. Dua kondisi ini jika disatukan dikenal dengan istilah sindrom koroner akut (acute coronary syndrome/ACS).

ACS masuk kategori darurat yang harus segera ditangani dengan menggunakan obat-obatan, angioplasty, stenting atau operasi untuk memulihkan aliran darah kembali normal melalui arteri yang tersumbat. Apabila aliran darah ini dapat kembali normal dalam waktu yang cepat, maka kerusakan permanen pada otot jantung bisa diminimalkan.

Jantung berhenti (cardiac arrest)
Jantung berhenti disebabkan oleh gangguan jantung secara mendadak yang disebut dengan ventricular fibrillation. Pada kondisi ini sinyal-sinyal listrik dalam jantung tiba-tiba menjadi kacau. Sinyal-sinyal listrik ini menunjukkan kontrol antara waktu dan detak jantung. Ketika sinyal-sinyal berkurang sehingga terjadi kekacauan, maka jantung bisa tiba-tiba berhenti berdetak. Konsekuensi yang paling umum dari kondisi ini adalah kematian mendadak.

Pertolongan yang dilakukan untuk kondisi jantung berhenti dimulai dengan pernapasan buatan atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) untuk mendukung sirkulasi. Kemudian sesegera mungkin memberikan kejut listrik ke jantung dengan menggunakan peralatan yang disebut dengan defibrillator. Kejutan listrik ini memungkinkan jantung untuk mengatur sendiri sinyalnya sehingga jantung bisa berdetak kembali. Pada umumnya, kematian akibat kondisi ini sering terjadi setelah beberapa menit serangan dan sebagian besar penderita tidak berhasil dihidupkan lagi sinyal jantungnya.

Pada awalnya, orang yang memiliki gangguan penyakit jantung, pernah terkena serangan jantung atau gagal jantung akan mengalami jantung berhenti. Tak hanya itu, jantung berhenti juga bisa disebabkan adanya kelainan jantung karena pengaruh penggunaan obat-obat terlarang seperti kokain. Oleh karena itu, menghindari obat-obat terlarang akan mengurangi resiko terkena jantung berhenti yang akan menyebabkan kematian.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberikan komentar