Wednesday, 2 June 2010

Luka Akibat Tetanus dan Cara Mencegahnya

Luka-Akibat-Tetanus-dan-Cara-MencegahnyaSeseorang yang mengalami tetanus akan mengalami kejang-kejang di rahang kemudian menyebar ke otot perut, lengan atas dan paha. Gejala ini bisa terjadi beberapa hari atau bulan setelah terserang bakteri tetanus. Jika mengalami luka dalam, lalu terkontaminasi dengan tanah atau kotoran debu lainnya, maka jangan pernah menganggap penyakit biasa karena dari luka itulah bakteri penyebab tetanus dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun.

Bakteri Clostridium Tetani adalah bakteri yang bisa hidup lama di dalam tanah atau kotoran hewan dan debu. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka. Di saat bakteri ini masuk ke tubuh, maka akan menghasilkan neurotoksin yakni protein yang bertindak sebagai racun bagi sistem saraf tubuh yang dikenal sebagai tetanospasmin. Munculnya neurotoksin ini menyebabkan kejang otot.

Dalam kata lain, tetanus adalah masuknya bakteri Clostridium Tetani ke dalam tubuh akibat luka. Sumber bakteri ini bukan hanya paku berkarat tetapi semua luka yang terdapat infeksi dapat memungkinkan bakteri ini bersarang tumbuh berkembang. Ketika tubuh terkena tetanus, maka akan mengganggu aliran darah dan sistem getah bening, serta mengganggu aktivitas saraf seluruh tubuh. Jika tidak segera diobati, maka tetanus bisa berakibat fatal bahkan hingga kematian.

Dua cara utama untuk mencegah tetanus yaitu melakukan imunisasi tetanus dan perawatan pada luka. Dua hal tersebut sangat mudah untuk dilakukan oleh seseorang yang terluka. 

Imunisasi terbagi menjadi dua bagian yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Beberapa ahli merekomendasikan untuk melakukan booster imunisasi tetanus setiap 10 tahun. Meski ada bukti yang menunjukkan bahwa imunisasi tetanus masih tetap efektif untuk jangka waktu lebih dari 10 tahun. Tapi sebaiknya booster dilakukan saat berada di perguruan tinggi dan usia 60 tahun untuk memberikan perlindungan yang efektif.

Cara yang kedua yaitu merawat luka dengan benar karena goresan luka kecil saja di kulit memungkinkan tetanus akan berkembang. Oleh karena itu, sebaiknya segera bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik lalu balut luka tersebut agar tidak terinfeksi debu kotoran. Jika lukanya bersih maka suntik tetanus direkomendasikan jika belum memiliki booster dalam waktu 10 tahun terakhir. Tapi jika lukanya kotor atau rawan tetanus, maka suntik tetanus direkomendasikan jika belum memiliki booster dalam waktu 5 tahun terakhir.

Luka yang rawan tetanus adalah luka yang mendalam dan terkontaminasi dengan tanah atau kotoran debu lainnya karena di luka seperti itulah bakteri penyebab tetanus dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Gejala tetanus antara lain kejang-kejang, kesulitan menelan, merasa kaku atau sakit di leher, bahu, dan punggung. Kejang-kejang ini dapat menyebar ke otot perut, lengan atas dan paha.

Jika sudah timbul gejala, maka pasien diharuskan untuk dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik untuk membunuh bakteri dan TIG (Tetanus Immune Globulin). Hal ini untuk menetralkan racun yang sudah dikeluarkan oleh bakteri. Selain itu, minum obat juga harus dilakukan untuk mengontrol kejang otot dan perawatan lain untuk mendukung fungsi organ vital tubuh.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberikan komentar