Presiden Indonesia Keenam Bukan SBY
Rakyat Indonesia melupakan siapa sajakah tokoh nomor 1 di Indonesia, alias Presiden yang memimpin Bangsa Indonesia. Selama ini anggapan rakyat Indonesia, Presiden SBY merupakan presiden ke-6, dengan urutan mulai dari Ir.Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan keenam yakni SBY.
Sebenarnya ada dua tokoh lagi yang pernah menjabat sebagai presiden, yaitu di masa Indonesia baru beberapa tahun saja meraih kemerdekaannya. Kedua tokoh tersebut yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.
Ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II dan diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948, Soekarno Hatta ditugaskan untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI) dan Sjafruddin menjadi ketua. Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta. Dengan demikian, Sjafruddin Prawiranegara memegang jabatan Presiden selama 19 Desember 1948–13 Juli 1949. Dan jabatan Presiden kembali pada Soekarno lagi.
Mr. Assaat terpilih menjadi ketua KNIP terakhir. Hingga KNIP dibubarkan, kemudian ia ditugasi sebagai Penjabat Presiden RI di kota perjuangan di Yogyakarta. Mr.Asaat menjadi Acting Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta. Dengan terbentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat), jabatannya sebagai Penjabat Presiden pada Agustus 1950 selesai, demikian juga jabatannya selaku ketua KNIP dan Badan Pekerjanya. Sebab pada bulan Agustus 1950, negara-negara bagian RIS melebur diri dalam Negara Kesatuan RI. Jadi, masa jabatan kepresidenan Mr. Assaat 27 Desember 1949–15 Agustus 1950. Setelah itu jabatan presiden kembali lagi ke Soekarno.
Dengan demikian, terdapat 8 tokoh presiden di Indonesia, yaitu 1. Presiden Soekarno (1945-1969) 2. Sjafruddin Prawiranegara, Presiden (Ketua) (PDRI) (1948-1949) 3. Mr Assaat, Presiden (RI-Yogyakarta) (1949-1950) 4. Presiden Soeharto (1967-1998) 5. Presiden Baharuddin Jusuf Habibie (1998-1999) 6. Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001) 7. Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) 8. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-sekarang). Seharusnya Bangsa Indonesia mengerti semua tokoh penting tersebut, karena tanpa kedua tokoh tersebut, sejarah Indonesia tidak akan berkelanjutan, dengan kata lain sejarah Indonesia terpotong. Padahal Ir.Soekarno mengatakan dengan lantang "Bangsa yang hebat adalah Bangsa yang menghargai sejarahnya". Namun, baru beberapa waktu lalu berita ini ditanggapi, dan akan ditindaklanjuti dengan menempatkan Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat sebagai presiden RI ke-2 dan ke-3.
Sebenarnya ada dua tokoh lagi yang pernah menjabat sebagai presiden, yaitu di masa Indonesia baru beberapa tahun saja meraih kemerdekaannya. Kedua tokoh tersebut yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.
Ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II dan diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948, Soekarno Hatta ditugaskan untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI) dan Sjafruddin menjadi ketua. Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta. Dengan demikian, Sjafruddin Prawiranegara memegang jabatan Presiden selama 19 Desember 1948–13 Juli 1949. Dan jabatan Presiden kembali pada Soekarno lagi.
Mr. Assaat terpilih menjadi ketua KNIP terakhir. Hingga KNIP dibubarkan, kemudian ia ditugasi sebagai Penjabat Presiden RI di kota perjuangan di Yogyakarta. Mr.Asaat menjadi Acting Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta. Dengan terbentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat), jabatannya sebagai Penjabat Presiden pada Agustus 1950 selesai, demikian juga jabatannya selaku ketua KNIP dan Badan Pekerjanya. Sebab pada bulan Agustus 1950, negara-negara bagian RIS melebur diri dalam Negara Kesatuan RI. Jadi, masa jabatan kepresidenan Mr. Assaat 27 Desember 1949–15 Agustus 1950. Setelah itu jabatan presiden kembali lagi ke Soekarno.
Dengan demikian, terdapat 8 tokoh presiden di Indonesia, yaitu 1. Presiden Soekarno (1945-1969) 2. Sjafruddin Prawiranegara, Presiden (Ketua) (PDRI) (1948-1949) 3. Mr Assaat, Presiden (RI-Yogyakarta) (1949-1950) 4. Presiden Soeharto (1967-1998) 5. Presiden Baharuddin Jusuf Habibie (1998-1999) 6. Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001) 7. Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) 8. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-sekarang). Seharusnya Bangsa Indonesia mengerti semua tokoh penting tersebut, karena tanpa kedua tokoh tersebut, sejarah Indonesia tidak akan berkelanjutan, dengan kata lain sejarah Indonesia terpotong. Padahal Ir.Soekarno mengatakan dengan lantang "Bangsa yang hebat adalah Bangsa yang menghargai sejarahnya". Namun, baru beberapa waktu lalu berita ini ditanggapi, dan akan ditindaklanjuti dengan menempatkan Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat sebagai presiden RI ke-2 dan ke-3.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberikan komentar